JAKARTA: Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menilai, pernyataan Migrant Care tidak proporsional dan tak punya relevansi yang menghubungkan antara pidato Presiden dalam Konferensi Ke-100 Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss, dengan meninggalnya Ruyati, TKW asal Bekasi, Jawa Barat.
“Yang disampaikan Presiden dalam ILO yakni mengenai kesejahteraan buruh migran, hak buruh, dan perlindungan. Bukan bagaimana membebaskan buruh dari jerat hukum. Tidak ada relevansinya menghubungkan keduanya,” ujar Julian ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (19/6).
Julian juga mengatakan, pidato Presiden di Geneva tidak bisa dilihat secara parsial. Menurutnya, yang disampaikan Presiden di hadapan komunitas internasional di Konferensi Ke-100 ILO mendapat respons positif.
Julian menyampaikan, Presiden ketika di Geneva, di antaranya mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia berharap agar konvensi kali ini dapat memberikan rekomendasi bagi negara pengirim dan negara tujuan untuk melindungi para buruh migran.
“Kami telah mengembangkan perjanjian dengan negara tujuan untuk menjamin hak-hak buruh migran dihormati dan dilindungi,” katanya.
Sebelumnya, Migrant Care mengatakan, eksekusi terhadap Ruyati adalah bentuk keteledoran pemerintah melakukan diplomasi. Eksekusi mati ini adalah bukti pidato Presiden SBY pada sidang ILO Ke-100 pada 14 Juni 2011 mengenai perlindungan PRT migran di Indonesia hanya buaian. (Mad/OL-2)
Source: media indonesia
Berita Lain:- KNPI Desak BNP2TKI, Menakertrans dan Dubes RI Bertanggungjawab
- Panja Mafia Pemilu Dengar Keterangan Ketua MK Selasa
- DPR Diminta Hentikan Praktik Saling Sandera
- Badan Internasional Desak Penyelesaian Politik Konflik Libya
- Gempa 5,2 SR di Kabupaten Kepulauan Mentawai
+ Arsip Berita Indonesia - Tak Relevan Kaitkan Pidato Presiden dan Pemancungan Ruyati.
--
Source: http://arsipberita.com/show/tak-relevan-kaitkan-pidato-presiden-dan-pemancungan-ruyati-249891.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar