6.21.2011

Ikuti Jejak Bakrie Brothers, Perusahaan Ramai-Ramai Hapus Defisit


Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

119842 Ikuti Jejak Bakrie Brothers, Perusahaan Ramai Ramai Hapus Defisit

Selasa, 21 Juni 2011 00:11 WIB

JAKARTA: Belakangan ini marak emiten ramai-ramai mengajukan rencana menghilangkan saldo laba negatif (defisit) dalam neraca laba-rugi masing-masing perusahaan atau yang resminya disebut Kuasi Reorganisasi.

Usaha tersebut dilakukan dengan tujuan menyehatkan laporan keuangan perusahaan sehingga mencerminkan kondisi keuangan emiten yang sesungguhnya.

Kerugian berulang atau kerugian besar yang diderita suatu perusahaan bisa menyebabkan timbulnya saldo laba negatif atau defisit. Perusahaan yang dalam kondisi defisit mungkin akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan operasional dan dalam pendanaan operasinya.

Kreditur, investor, dan pemasok bahan baku mungkin memandang perusahaan semacam ini memiliki risiko yang tinggi sehingga cenderung menghindarinya. Hal-hal semacam ini bisa mendorong perusahaan ke arah kebangkrutan, meskipun mungkin dari segi prospek bisnis, perusahaan masih memiliki peluang untuk hidup dan berkembang masa mendatang.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 51 memungkinkan emiten untuk menghindar kondisi tersebut. Dengan Kuasi Reorganisasi akun-akun aktiva dan kewajiban nilai wajar akan dinilai kembali serta mengeliminasi saldo laba negatif atau defisit.
Dengan ini diharapkan perusahaan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai saat ini dan tanpa dibebani defisit.

Namun, Kuasi Reorganisasi tidak hanya sebatas cara untuk menyelamatkan perusahaan yang terbebani dengan saldo laba negatif yang material. Perusahaan yang bersangkutan harus memiliki prospek usaha yang baik ke depan.

Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.L.1 tentang Tata Cara Pelaksaan Kuasi Reorganisasi menyebutkan, emiten yang akan melakukan Kuasi Reorganisasi wajib memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Emiten tersebut juga wajib mengalami saldo laba negatif yang material selama tiga (3) tahun berturut-turut. Dalam hal modal disetor yang ada tidak mampu mengeliminasi saldo laba negatif, maka emiten wajib melakukan penambahan modal.

Dan terakhir, demi melindungi pemegang saham minoritas, Kuasi Reorganisasi wajib mendapatkan persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS).

Bapepam-LK pun membuka lebar-lebar pintu bagi setiap emiten untuk melakukan Kuasi Reorganisasi asal memenuhi syarat. Namun, emiten-emiten yang bermaksud memanfaatkan “jalan” tersebut harus cepat-cepat.

Pasalnya, seiring dengan diterapkannya konvergensi standar akuntansi internasional (International Financial Reporting Standards/IFRS) yang berlaku efektif per 1 Januari 2012, maka PSAK 51 tidak akan berlaku lagi.

Ketua Bapepam-LK Nurhaida mengatakan, dengan diterapkannya standar akuntansi internasional yang menggunakan metode revaluasi aset berdasarkan IFRS maka metode kuasi reoganisasi tidak lagi relevan dilakukan.

“Dengan adanya revaluasi, peraturan kuasi Bapepam-LK menjadi tidak lagi signifikan karena kalau sudah direvaluasi setiap tahun sebagaimana diwajibkan maka untuk kuasi tidak ada lagi porsi yang bisa diambil untuk men-set off defisit,” kata dia.

Dengan begitu, lanjutnya, keberadaan peraturan Bapepam yang mengatur tentang kuasi reorganisasi tidak lagi dibutuhkan sehingga perlu untuk dicabut. “Makanya tahun depan akan kami cabut peraturannya,” ujar Nurhaida.

Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan (SAK) Bapepam-LK Etty Retno Wulandari menambahkan, pihaknya telah mengundang 55 emiten yang membukukan defisit selama tiga tahun berturut-turut, yang berniat menempuh Kuasi Reorganisasi.

Ia berharap emiten bersaldo negatif bisa segera memanfaatkan kesempatan yang masih ada untuk mengantisipasi pencabutan PSAK 51 dan Peraturan Bapepam No K.L1 per 1 Januari 2012.

“Kami sudah beri waktu seminggu untuk meminta tanggapan 55 emiten. Seharusnya pekan ini sudah masuk Tapi saya belum melihat banyak emiten yang merespons,” kata dia.

Jika dicermati, terdapat cukup banyak emiten yang tercatat membukukan saldo negatif selama tiga tahun berturut-turut antara lain PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Duta Anggada Realty Tbk (DART), PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS), PT Steady Safe Tbk (SAFE) dan PT Indofarma Tbk.

Dari sejumlah perusahaan tersebut, dua di antaranya yaitu PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Barito Pacific Tbk sudah menyampaikan dokumen rencana kuasinya kepada Bapepam-LK.

Induk perusahaan Group Bakrie tersebut secara resmi telah melakukan kuasi organisasi Bapepam-LK tepatnya 9 Mei 2011. Pasalnya, berdasarkan laporan keuangan tahun 2010, per 31 Desember 2010, BNBR mencatatkan defisit dan selisih nilai restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp38,2 triliun. Dari tersebut, sebanyak Rp27,7 triliun merupakan defisit Perseroan yang diakibatkan oleh kerugian investasi paska krisis 2008 yang lalu.

“Defisit itu terjadi sejak 2008. Di mana BNBR rugi besar dari portofolio BUMI, ELTY, dan ENRG,” jelas CFO BNBR Edy Soeparno.

BNBR sendiri menargetkan kuasi organisasi bakal rampung kuartal III tahun ini. “Kita menggunakan buku (laporan keuangan) Juni mendatang. Sekarang ini kan masih berjalan, jadi nanti yang akan audited jadinya,” akunya.

Rencana Kuasi Reorganisasi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), otoritas pasar modal tengah meminta perseroan melengkapi dokumen tambahan, berupa laporan keuangan (audited) triwulan II 2011. laporan tahunan 2010, perseroan mencatatkan saldo defisit Rp6,03 triliun. Dengan adanya saldo laba Rp40 miliar dan penyesuaian nilai aset Rp1,21 triliun, sisa saldo defisit BRPT menjadi Rp5,62 triliun. (Atp/OL-9)

Source: media indonesia

Berita Lain:

+ Arsip Berita Indonesia - Ikuti Jejak Bakrie Brothers, Perusahaan Ramai-Ramai Hapus Defisit.


whitefox 21 Jun, 2011


--
Source: http://arsipberita.com/show/ikuti-jejak-bakrie-brothers-perusahaan-ramairamai-hapus-defisit-250753.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Berita Unik Seputar Dunia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com