Menurut Ali, masyarakat diminta untuk tidak terlalu terjebak dengan inflasi hanya gara-gara satu komoditi.
“Tetapi yang harus dilihat secara nyata di masyarakat dan pasar apakah terpengaruh dengan sapi. Jadi harus ada tindakan yang dilakukan pemerintah untuk jangka panjang membangun peternak,” ungkap pengajar di Fakultas Ekonomi Untan itu.
Dengan terjadinya inflasi, kata dia, mendorong pengusaha untuk memproduksi sapi lebih banyak lagi.
“Jika sapi harganya mahal pasti banyak produsen yang akan berjualan sapi, sementara konsumen ukur-ukur kebutuhan kalau kebanyakan makan sapi juga tidak bagus,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar pada bulan Mei 2011 terjadi deflasi -0,58 persen akibat adanya penurunan harga beberapa barang dan jasa.
Sepuluh komoditi yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi antara lain angkutan udara sebesar -0,2968 persen, ikan gembung sebesar -0,1119 persen, cabe rawit sebesar -0,0867 persen, jeruk sebesar -0,0723 persen, daging ayam ras sebesar -0,0596 persen, beras sebesar -0,0458 persen, emas perhiasan sebesar -0,0327 persen, bawal sebesar -0,0204 persen, sawi hijau sebesar -0,0203 persen dan kentang sebesar -0,-0200 persen.(*)
(ANT-089/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011
Source: AntaraNews.com – Ekubis
Berita Lain:- Komisi I Minta Jenazah Ruyati Dipulangkan, Dubes Ragu
- IHSG Ditutup Naik Tipis 1,82 Poin
- Garuda Targetkan Naik Bintang Lima Pada 2014
- 10 PJTKI Bermasalah Terjaring dalam Enam Bulan
- Kemenhub Usulkan Ongkos Rata-rata Penerbangan Haji US$1.839
+ Arsip Berita Indonesia - Penghentian Impor Sapi Tidak Pengaruhi Inflasi.
--
Source: http://arsipberita.com/show/penghentian-impor-sapi-tidak-pengaruhi-inflasi-253570.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar