JAKARTA: Persoalan pangan menjadi isu yang sangat penting dalam pertemuan tingkat dunia mengingat saat ini satu miliar orang menderita kelaparan. Diperkirakan, pada 2050, tingkat kelaparan dapat melonjak hingga 9 miliar nyawa. Untuk menghadapi itu, dunia diminta melakukan segala cara menggenjot produktivitas dan menyejahterakan petani.
Menurut anggota Management Board METRO Group Jerman Frans WH Muller, dunia perlu membuat standar pertanian yang jelas. Standar tersebut bukan untuk membuat hidup petani semakin sulit, melainkan justru untuk memastikan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Pasalnya, dengan standar tertentu, diharapkan ada kepastian petani dibayar dengan harga yang layak. “Bencana besar kalau petani tidak mau ke sawah lagi karena mereka tidak dapat membiayai hidup mereka,” cetus Muller, dalam World Economic Forum East Asia, Minggu (12/6).
Adalah hal yang paling penting, kata Muller, untuk memastikan petani tidak mencari pekerjaan lain ke kota. Sebab, setelah memastikan petani masih bekerja di sawah, masalah peningkatan produktivitas masih harus dipenuhi.
Salah satu cara menyejahterakan petani sambil menggenjot produktivitas sendiri bisa dipelajari dari Vietnam. Menteri Pertanian dan Pembangunan Daerah Tertinggal Vietnam Cao Duc Phat mengungkapkan Vietnam telah melakukan reformasi berorientasi pasar yang pada akhirnya menyejahterakan petani sekaligus menggenjot produksi. Dampaknya, Vietnam berubah dari dua dekade lalu kekurangan beras menjadi negara eksportir beras.
“Kami sekarang melakukan banyak upaya mendukung petani. Kami memastikan mereka mendapatkan harga yang tepat supaya mereka mendapatkan pendapatan setara. Dengan begitu, kami mendorong mereka bekerja lebih keras. Kami menyediakan bibit yang baik, memberikan mereka pelatihan, penembangan jaringan, dan pemerintah juga menyediakan sistem perbankan yang mudah memberikan kredit pada petani. Kami juga investasi pada infrastruktur, misalnya irigasi, dan berinvestasi pada bidang-bidang yang membuat produksi kami stabil,” papar Phat.
Apa yang dilakukan Vietnam tersebut, menurut Phat, berhasil membuat petani sejahtera. Petani di Vietnam bahkan dengan sukarela menginvestasikan uangnya untuk mendorong produktivitas pangan di negara tersebut.
Angka kemiskinan pun turun cukup signifikan di Vietnam. Pada 2009, tingkat kemiskinan Vietnam 15,5%. Setahun berikutnya, angka tersebut turun menjadi 10,6%.
Selain persoalan pernegara, pangan juga merupakan persoalan dunia. Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengungkapkan, solusi global juga perlu dipikirkan. “Masalah global perlu solusi global. Solusi globalnya dalah multi stakeholder duduk bersama dan memikirkan,” ujar Mahendra.
“Kita perlu mencari solusi global. Solusi ini bisa mata uang, pemilahan asal usul pangan, apa saja. Kita perlu solusi global, tapi kita juga perlu implementasi khusus di petani lokal. Di Tanzania mungkin berbeda dengan di Indonesia, di Vietnam. Pengetahuan global yang ada harus dilokalkan,” tambah CEO Unilever Paul Polman. (*/OL-11)
Source: media indonesia
Berita Lain:- Presiden: Asia Harus Jadi Pusat Globalisasi Dunia
- Konsorsium Solusi Pemegang saham Newmont Nasional
- Komposisi Saham Newmont tidak Jelas
- Masalah Pembangunan Infrastruktur bukan Dana, tapi Kemasannya
- Menkeu Dukung Direktur IMF dari Prancis
+ Arsip Berita Indonesia - Atasi Masalah Pangan, Petani harus Disejahterakan.
--
Source: http://arsipberita.com/show/atasi-masalah-pangan-petani-harus-disejahterakan-245092.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar