JAKARTA: Meski konvensi ILO memutuskan PRT sebagai tenaga kerja, hal itu harus diadopsi dengan kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia. Penerapannya pun harus diimplementasikan dengan UU maupun turunan UU itu sendiri.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal PHI dan Jamsostek Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Myra M Hanartani. Menurut Myra, hasil konvensi masih perlu diadopsi ke dalam bentuk perundang-undangan dan turunannya sehingga lebih mengikat.
Hal-hal yang menyangkut hak-hak PRT, seperti penyesuaian gaji berdasarkan standar upah minimum provinsi (UMP), hak mendapatkan cuti, libur dalam satu pekan, asuransi jiwa, dan jam kerja perlu dipikirkan secara cermat sehingga konvensi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi sosio kultur masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, hasil konvensi ILO tersebut dapat menjadi sebuah peraturan yang bisa diaplikasikan di Indonesia.
Perlu diatur hak dan kewajiban kedua pihak supaya nanti ada aturan yang bisa dijadikan acuan. Peraturan ini harus memperhatikan kepentingan PRT, tapi juga majikan mereka, ujar Myra, ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (18/6).
Seperti diketahui, masalah upah dan jam kerja dinilai sebagai yang paling rawan. Banyak PRT yang digaji berdasarkan keinginan majikan atau berdasarkan kesepakatan. Demikian pula dengan jam kerja yang kerap melampaui delapan jam, terutama bagi PRT yang tinggal di rumah majikan.
“Setelah perundang-undangan yang mengatur PRT disahkan, Kemenakertrans akan segera membentuk satuan-satuan kerja pengawasan yang akan bekerja sama dalam hal pengawasan unsur-unsur terkecil, seperti RT/RW, kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.
Meski demikian, dirinya tidak dapat memastikan kapan UU maupun turunannya dapat segera diimplementasikan. “Konvensi itu kan baru saja disetujui. Jadi tidak langsung berlaku saat ini juga. Harus diratifikasi oleh negara-negara dahulu agar menjadi hukum internasional. Jadi masih perlu waktu untuk bisa diimplementasikan di Indonesia,” kata dia. (Atp/OL-11)
Source: media indonesia
Berita Lain:- Pemerintah Kucurkan Rp1,4 Triliun untuk Berantas Kemiskinan
- AirAsia dan Trans Studio Bandung bersinergi semarakkan pariwisata Bandung
- Medco tajak sumur kajian South Sebuku-2 di bulan ini
- Peluang Bisnis Ikan Arwana Terbuka Lebar
- IMF: Krisis Yunani Goyang Ekonomi Global
+ Arsip Berita Indonesia - Konvesi ILO harus Disesuaikan dengan Sosio-Kultural Masyarakat.
--
Source: http://arsipberita.com/show/konvesi-ilo-harus-disesuaikan-dengan-sosiokultural-masyarakat-249455.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar