Darsem yang dimaksud Hasyim adalah tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia yang divonis hukuman mati karena membunuh majikannya.
Namun karena ada pihak keluarga korban yang memberi maaf maka Darsem dibebaskan dari hukuman mati dengan syarat membayar denda sebesar dua juta Riyal Arab Saudi atau setara dengan Rp4,7 miliar dalam tempo enam bulan.
Menurut Hasyim, apabila Yudhoyono tidak menyelesaikan deretan WNI yang terancam hukuman mati, akan berdampak kurang baik buat pemerintah karena hal ini lebih tajam dari kasus politik atau ekonomi.
“Orang akan banyak nimbrung dengan kepentingannya masing-masing, dan rakyat tidak berpihak kepada pemerintah,” kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Pada bagian lain Hasyim menyatakan TKW yang terancam hukuman mati karena melakukan pembunuhan, termasuk Ruyati yang dihukum pancung, Sabtu (18/6) lalu, kebanyakan karena membela kehormatan diri mereka dari perilaku majikannya.
“Saya percaya bahwa perlawanan TKW kita karena membela kehormatan,” katanya.
Dikatakannya, sangat sulit mencegah kekerasan majikan di Saudi kepada TKW yang menjadi pembantu rumah tangga. “Karena faktor budaya yang menganggap pembantu sangat rendah dan sudah merasa “dibeli”,” katanya.
Selain itu, kata Hasyim, ada kebiasaan majikan laki-laki memperlakukan perempuan pembantu secara tidak senonoh yang mengakibatkan kecemburuan majikan perempuan yang berujung pada kekerasan bahkan penyiksaan.(*)
(T.S024/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011
Source: AntaraNews.com – Peristiwa
Berita Lain:- Pengamat: 72 Undang-Undang Diintervensi Asing
- Presiden Iran-Irak Tekankan Perluasan Hubungan
- KPK Buatkan Berita Acara Penolakan BAP untuk Syarifuddin
- KPK Didesak Proaktif Periksa Calo Anggaran DPR
- Evakuasi MV Al-Raudah Tunggu Dirjen Hubla
+ Arsip Berita Indonesia - Presiden Disarankan Temui Raja Arab Saudi.
--
Source: http://arsipberita.com/show/presiden-disarankan-temui-raja-arab-saudi-251672.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar