6.17.2011

Sistem Pertanian Indonesia Abaikan Kearifan Lokal


ia08311 Sistem Pertanian Indonesia Abaikan Kearifan Lokal

Jumat, 17 Juni 2011 23:18 WIB

YOGYAKARTA: Sistem pertanian telah dikembangkan dengan meninggalkan kearifan lokal dan tidak berbasis pada konsep kealaman, sehingga terjadi penurunan produksi dan kegagalan panen, kata pakar pertanian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agus Nugroho Setiawan.

“Di berbagai daerah terjadi kegagalan panen atau puso pada tanaman padi akibat serangan tikus dan wereng. Produksi gabah juga mengalami penurunan produktivitas, sehingga mengancam target penyediaan pangan,” katanya di Yogyakarta, Jumat (17/6).

Menurut dia, hal itu disebabkan oleh perubahan perilaku petani dalam menerapkan sistem budi daya di lapangan. Beberapa contoh kasus di lapangan adalah penanaman satu jenis tanaman secara berulang dan terus menerus (monokultur), penamanan tidak serempak, dan penyederhanaan jenis tanaman menjadi pemicu banyaknya kegagalan panen.

“Penanaman monokultur untuk mengejar target produksi tanpa adanya rotasi dalam jangka panjang dan tidak berbasis pada konsep kealaman tersebut, tidak menguntungkan terutama dari aspek ekologi dan agronomi. Dengan dalih ketersediaan air yang cukup, ada kecenderungan petani akan menanam padi secara terus menerus, katanya.

Ia mengatakan penanaman secara berulang tanaman akan memicu berkembangnya organisme pengganggu tanaman baik hama, patogen maupun gulma karena berada dalam lingkungan yang tidak banyak mengalami perubahan. “Hal itu menjadi salah satu penyebab hama wereng menyerang tanaman dan banyak menimbulkan kegagalan panen secara terus menerus di berbagai daerah,” kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Menurut dia, penggenangan lahan padi secara terus menerus juga menyebabkan berkurangnya aerasi tanah, kurang berkembangnya organisme bermanfaat dalam tanah, dan berkurangnya unsur hara. Oleh karena itu, sebelum lebih banyak terjadi kegagalan dan kerugian sebaiknya perlu dilakukan perbaikan dalam sistem budi daya dengan lebih mengedepankan konsep kealaman dan berbasis kearifan lokal melalui pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan tetap menjaga kelestariannya.

Ia mengatakan lahan pertanian dimanfaatkan bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk generasi yang akan datang, sehingga dalam mengelola lahan harus berorentasi produktivitas, stabilitas, kemerataan, dan keberlanjutan.

“Untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengubah perilaku dan dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan,” katanya. (Ant/OL-2)

Source: media

Berita Lain:

+ Arsip Berita Indonesia - Sistem Pertanian Indonesia Abaikan Kearifan Lokal.


berita8.sosial 18 Jun, 2011


--
Source: http://arsipberita.com/show/sistem-pertanian-indonesia-abaikan-kearifan-lokal-248990.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Berita Unik Seputar Dunia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com