ArsipBerita.com - update next 9 |
- Duel Dua Janda, Seorang Kena Tiga Tusukan
- Diperkosa 5 Lelaki, Hingga Dijual Jadi PSK
- Tubruk Tronton, Sopir dan Kernet Tewas
- Pascabentrok, Kasat Intel Polres Garut Gegar Otak
- Pedagang Pasar Duel, Satu Tewas Ditikam
- Temukan Tengkorak Manusia, Dawam Lari Ketakutan
- Ketika Anak Punk Berbaju Koko
- Barca tidak Akan Belanja Pemain pada Januari
- Problem Klasik Hyperunderbone Suzuki Satria F150
- FIFA Ancam Beri Sanksi kepada Swiss
Duel Dua Janda, Seorang Kena Tiga Tusukan Posted: 17 Dec 2011 06:25 PM PST SRIWIJAYA POST Windi (25), janda beranak satu warga Desa Batun Baru, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI, menderita luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya. PALEMBANG, KOMPAS.com – Windi (25), janda beranak satu warga Desa Batun Baru, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI, menderita luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya, Jumat lalu. Adapun si pelakunya masih teman Windi yang juga janda beranak satu, Susi (24). Ibu kandung Windi, Ningsih (45), Sabtu kemarin menuturkan, Susi merupakan sahabat dekat dari anak sulungnya tersebut. Ningsih benar-benar tidak menyangka akan datang kejadian menyedihkan ini. "Anak saya sering bermain ke rumahnya yang berada di Desa Ulak Germon Kecamatan SP Padang. Kadang anak saya tidur di rumahnya," ujar Ningsih. Ningsih menduga kejadian ini diawali perang mulut antara anaknya dan Susi. Perang mulut tersebut diakhiri dengan pertengkaran kontak fisik. "Namun anak saya benar-benar tidak menyangka kalau dia membawa pisau. Sebab itu ia tidak banyak melakukan persiapan," jelas Ningsih. Akibatnya, Windi menderita luka tusuk masing-masing satu kali di bagian perut, punggung, dan pantat kiri. Setelah itu, Susi kabur melarikan diri. Windi yang ditolong warga sekitar langsung dibawa ke rumah sakit setempat. Namun, karena luka tusuknya serius, ia pun dibawa ke ruang Emergency RSMH Palembang. Sumber : Sripo Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Duel Dua Janda, Seorang Kena Tiga Tusukan. |
Diperkosa 5 Lelaki, Hingga Dijual Jadi PSK Posted: 17 Dec 2011 06:25 PM PST Bangka Pos/Hendra Korban ekploitasi anak (kanan) saat memberikan keterangan kepada unit PPA Polres Pangkalpinang. BANGKA, KOMPAS.com – Sudah jatuh tertimpa tangga. Demikian nasib yang dialami seorang gadis belia berumur 14 tahun, warga Pangkalpinang, Bangka. Sekitar setahun lalu, ia menjadi korban perkosaan oleh lima laki-laki. Beberapa orang di antaranya sudah menjadi terpidana di Lapas Bukit Semut, Kabupaten Bangka. Namun, beberapa lainnya belum berhasil ditangkap polisi. "Yang sudah ditangkap dan masuk penjara itu seingat saya ada tiga orang. Dua orang lagi masih buron. Pelakunya masih ada ikatan keluarga sama kami," tutur Nt (36) orang tua korban, seperti dilansir Tribunnews.com, Sabtu malam. Kini, korban yang sempat dikabarkan kabur dari rumah beberapa waktu lalu, ternyata berada di Pangkalpinang, Bangka. Umurnya yang masih muda dimanfaatkan oleh sebuah komplotan dengan menjualnya kepada lelaki hidung belang di sebuah hotel di Pangkalpinang. Ditemui di PPA Polres Pangkalpinang, korban tak banyak bercerita. Korban hanya bisa mengangguk dan menjawab singkat saat ditanya seputaran kisah pedih yang dialaminya. "Apa kamu kenal mereka ini. Apa ini rekan-rekan kamu yang menjual kamu sama om-om," tanya wartawan. Korban pun hanya menganggukkan kepala. Beberapa nama pun disebutnya. Rata-rata teman yang menjualnya itu, umurnya tidak jauh berbeda. Di bawah 17 tahun. Untuk sekali kencan, korban dihargai Rp 800 ribu. Namun uang tersebut tidak dinikmati sepenuhnya. Uang tersebut justru dinikmati oleh anggota komplotan tadi. Sedangkan korban, hanya dibelikan makanan atau minuman. Korban bercerita, pada kali pertama ia melayani lelaki di salah satu hotel di Pangkalpinang, ia sempat melawan. Ia sempat menampar, memukul, menendang dan bahkan ia menggigit lelaki tersebut. Namun, ia mengaku, tubuhnya yang kecil kalah kuat dengan lelaki yang telah membeli tubuhnya. Entah siapa lelaki tersebut, korban mengaku tidak kenal nama. Hingga saat ini, korban pun mengaku masih ingat jelas kejadian tersebut. Namun, ia enggan mengutarakannya. Termasuk bagaimana ia diperkosa lima orang laki-laki sekitar setahun lalu. Sumber : Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Diperkosa 5 Lelaki, Hingga Dijual Jadi PSK. |
Tubruk Tronton, Sopir dan Kernet Tewas Posted: 17 Dec 2011 06:17 PM PST Hamzirwan/KOMPAS Ilustrasi macet di Purbaleunyi PURWAKARTA, KOMPAS.com – Sarip (47) dan Aep Rahman (31), sopir dan kernet truk D 8832 XK, tewas setelah menabrak belakang truk tronton di depannya di Kilometer 73 Tol Purbaleunyi di daerah Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (18/12/2011) pukul 03.30. Kecelakaan diduga disebabkan oleh sopir, Sarip, yang mengantuk sehingga tak mampu menguasai kendaraannya. Para korban dilarikan ke rumah sakit Efarina Etaham Purwakarta. Menurut petugas dari Unit Kecelakaan Kepolisian Resor Purwakarta, Ajun Inspektur Dua Handono, kedua truk melaju di jalur menuju Bandung. Sarip diduga mengantuk dan tak mampu menghindari truk tronton yang melaju di depannya. Sarip tewas di lokasi kejadian, sementara Aep tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. "Pada jam-jam itu sering terjadi kecelakaan dan beberapa kasus sebelumnya diketahui penyebab kecelakaan umumnya adalah kelelahan atau sopir yang mengantuk," tambah Handono. Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Tubruk Tronton, Sopir dan Kernet Tewas. |
Pascabentrok, Kasat Intel Polres Garut Gegar Otak Posted: 17 Dec 2011 06:17 PM PST PERSDA/BIAN HARNANSA Ilustrasi GARUT, KOMPAS.com – Empat orang korban bentrokan antara aparat kepolisian dan massa Gerakan Garut Menggugat (G3), saat unjuk rasa menuntut Sekretaris Daerah (Sekda) Garut mundur dari jabatannya, di depan Kantor Bupati Garut, Kamis lalu, hingga Sabtu kemarin masih dirawat di RSUD dr Slamet Garut. Humas RSUD dr Slamet, Ade Sunarya, mengatakan, empat orang korban bentrokan yang masih dirawat mengalami luka-luka dan memar di bagian kepala. Dikatakan Ade, tiga di antara korban itu berasal dari pihak pendemo, dan seorang dari kepolisian. Ade menolak menyebutkan identitas empat korban unjuk rasa itu. Namun diketahui korban dari pihak kepolisian yang masih dirawat adalah Kasat Intel Polres Garut, AKP Gandi Sugandi. "Masih mengalami gangguan saraf dan belum diperbolehkan pulang," kata Ade kepada wartawan di RSUD Garut, Sabtu (17/12/2011) kemarin. Sehari pascabentrokan, RSUD Garut merawat 31 orang korban bentrokan yang mengalami luka berat, luka sedang, dan luka ringan. Mereka terdiri atas 10 orang korban dari kepolisian dan 21 orang dari pengunjuk rasa. Dua dari 10 korban dari pihak kepolisian yang harus dilarikan ke rumah sakit adalah AKBP Edi Daryani (Kasubdit Gasum Dalmas Polda Jabar) dan AKP Gandi Sugandi (Kasat Intel Polres Garut). Mereka mengalami luka di bagian kepala dan menurut diagnosis dokter mengalami gegar otak ringan. Seorang korban lagi, Bripda Ojat Sudrajat, mengalami copot persendian bagian atas tangan kanan. Korban lainnya dari kepolisian adalah Iptu Remi (KBO Reskrim Polres Garut), Aipda Syahrir Wijaya (Baur Inden), Briptu Banyu (anggota Reskrim), dan AKP Agus AW (Kasat Sabhara). Korban luka lainnya adalah beberapa anggota dari jajaran Dalmas Polda Jabar, yakni Bripda Agung, Bridpa Okto Suganda, dan Bripda Fajar, yang mengalami luka-luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang dari RSUD dr Slamet. "Pak Edi Daryano sudah pulang. Dia mengalami luka pada bagian kepalanya. Dari pengunjuk rasa juga sebagian besar sudah pulang," jelas Ade. Menurut Ade, dari pihak pengunjuk rasa yang mengalami luka ringan dan sempat dirawat di RSUD Garut sebanyak 21 orang. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa itu dipicu aksi bakar ban yang dilakukan pengunjuk rasa di depan Kantor Bupati Garut. Polisi berusaha memadamkan api, tapi ada sejumlah oknum pengunjuk rasa yang melempari polisi dengan batu dan botol air mineral. Polisi dan Satpol PP yang terpancing oleh ulah para pengunjuk rasa mengadakan perlawanan. Akibatnya, bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi tak terhindarkan. Sumber : Tribun Jabar Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Pascabentrok, Kasat Intel Polres Garut Gegar Otak. |
Pedagang Pasar Duel, Satu Tewas Ditikam Posted: 17 Dec 2011 06:02 PM PST SHUTTERSTOCK Ilustrasi TOMOHON, KOMPAS.com – Tangis histeris memecah keheningan Ruang Jenazah Rumah Sakit Bethesda, Sabtu (17/12/2011) malam. Raldo Maweikere, warga Kamasi I Lingkungan II Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, terbujur kaku di sana, akibat luka tikam. Sang istri, Vina Modimba dan ibunya, Selvi Polii menjerit tak percaya, orang yang mereka kasihi tewas dalam keadaan menyedihkan. Raldo meninggalkan seorang putri bernama Quin Maweikere berusia 1,5 tahun. Yantje Maweikere (48), ayah Raldo, mengaku, tak ada firasat apapun, sebelum kepergian putra kesayangannya itu. "Tak ada firasat, hanya terkejut saja karena mendengar dia sudah ditikam," tuturnya. "Dia hanya bilang akan membeli celana, karena sudah menerima gaji," sambungnya. Sebelum kejadian memilukan tersebut, Raldo, kata Yantje sempat mengatakan keinginannya untuk bekerja di Brasil bersama 40 orang lainnya. "Rencananya tahun depan dia akan bekerja di Brasil. Sudah dilakukan perekrutan, baru dua hari yang lalu dia memberitahunya," ungkap Yantje sambil terisak. "Kasus ini harus diusut tuntas, dan (pelaku) dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku," ungkapnya lagi. Raldo tewas sekitar pukul 16.30 Wita di Pasar Beriman Tomohon, karena mengalami satu luka tikam di bagian belakang yang diduga dilakukan DY alias Djibran (28), warga asal Gorontalo yang tinggal di Kelurahan Talete. Raldo yang bekerja sehari-hari sebagai pedagang ikan di Pasar Beriman Tomohon diduga berselisih paham dengan Djibran yang tercatat sebagai pedagang pakaian. Warga di Pasar Beriman sempat terkejut, sebab kejadian begitu cepat dan tak diduga akan terjadi. "Saat kami tiba di pasar, korban (Raldo) sudah terdiam, kami harap kasus ini diusut tuntas, sebab akan meresahkan jika dibiarkan begitu saja," ungkap Novi Mendur, warga Paslaten yang juga berprofesi sebagai penjual ikan. Kepala Polres Tomohon AKBP Marlien Tawas berjanji pihaknya akan mengusut tuntas kasus tersebut, dan meminta warga tetap tenang, tidak terpancing dengan isu SARA, sebab kasus tersebut murni tindak kriminal. "Kasus ini murni kriminal, bukan karena persoalan suku atau agama. Serahkan sepenuhnya pada kami, karena kami akan dudukkan kasus ini pada persoalan sebenarnya, dan memprosesnya sesuai aturan hukum yang berlaku," tegas Marlien. Marlien mengatakan, Polres akan menutup sementara lokasi kejadian, dengan police line, untuk kepentingan penyelidikan agar kasusnya menjadi terang benderang. "Razia senjata tajam akan kami lakukan, agar persoalan seperti ini tak terjadi lagi," tegas Marlien. Djibran mengaku sebelum kejadian tersebut, ia memang sudah membawa pisau yang diselipkan pada bagian pinggangnya untuk melindungi diri dari ancaman bahaya. Dirinya tak segan menikam dengan pisau, untuk melindungi diri karena dipukuli Raldo. "Dia saya tikam karena mencoba memukul saya, sesaat sesudah dia terjatuh," terang Djibran. Djibran menuturkan, Raldo memukulnya karena tak terima saat ia menasihati, untuk berhenti memukul tantenya, Sri Somba -pemilik kios pakaian tempat Djibran bekerja- karena saat itu tak terjadi kesepakatan harga antara korban dan Sri. "Tapi tiba-tiba dia juga langsung memukul saya. Jadi saya langsung menangkisnya, sebelum akhirnya saya menikam dengan pisau yang saya bawa," kata Djibran. Sri Somba (46) mengatakan, perselisihan awal terjadi karena Raldo tak sepakat dalam membeli pakaian. "Saat itu dia ingin membeli celana panjang dan celana pendek, harga yang kami berikan adalah harga pokok yakni Rp 100 ribu untuk celana panjang dan Rp 70 ribu untuk celana pendek. Tapi, dia menawarnya Rp 120 ribu saja untuk dua pakaian tersebut, tapi kami tidak berikan," ujar Sri. Mendengar hal itu, aku Sri, tiba-tiba Raldo langsung marah-marah dan sempat mengobrak-abrik barang dagangan miliknya yang dipajang. "Dia sempat mengamuk," ujar Sri, tanpa merinci apakah saat itu dia dipukuli atau tidak oleh Raldo. Pedagang lainnya, Yansen Bela mengaku sempat berbincang dengan Raldo sebelum kejadian tersebut. "Dia sempat mengatakan kepada saya akan membeli celana, jadi saya menganjurkan dia untuk melihat di situ (tempat Sri)," kata Yansen. Yansen mengaku tak melihat jelas kasus pemukulan hingga penikaman tersebut, hanya sempat melihat Raldo mengejar Djibran di seputar area penjualan. "Saya tidak tahu kalau dia sudah ditikam, tapi sempat melihat dia mengejar Djibran. Mungkin karena sudah tidak mampu, karena mengalami luka tikaman, dia langsung duduk diam saja," terang Yansen. Sumber : Tribun Manado Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Pedagang Pasar Duel, Satu Tewas Ditikam. |
Temukan Tengkorak Manusia, Dawam Lari Ketakutan Posted: 17 Dec 2011 06:02 PM PST Tribunnews Batam/Thomlimah Limahekin Petugas Kepolisian dari Polresta Tanjungpinang melakukan identifikasi atas tengkorak yang ditemukan di sekitar hutan jalan Soekarno Hatta, Tanjungpinang, Sabtu (17/12/2011) kemarin TANJUNGPINANG, KOMPAS.com – Rencana Dawam (29) hendak mencari burung di sekitar hutan jalan Soekarno Hatta, Tanjungpinang, Sabtu (17/12/2011) kemarin urung dilakukan, setelah ia menemukan mayat manusia yang sudah menjadi tengkorak di hutan tersebut Lari terbirit-birit usai melihat kondisi mayat tersebut, Dawam langsung melaporkan apa yang baru dilihatnya ke sejumlah warga yang kebetulan berada di sebuah warung tak jauh dari penemuan mayat tersebut. "Ada tengkorak di dalam hutan itu, di bawah pohon besar itu," ucap Dawam dengan nafas tersengal kepada Man, seorang pria yang selalu menawarkan jasa membersihkan warung makan. Karena merasa ceritanya itu tidak dipercayai Pak Man, Dawam pun memilih tidak berlama-lama di warung makan ini. Dia kembali ke rumahnya yang terletak di sekitar Bintan Plaza, Batu 3 Tanjungpinang dan menceritakan apa yang baru dilihatnya itu kepada Zul, seorang kawan dekatnya. Tanpa menunggu lama, Zul yang begitu penasaran dengan cerita itu, beranjak pergi bersama Dawam ke tempat di mana kerangka tengkorak itu ditemukan. "Tadi saya hampir injak tengkoraknya," tutur Dawam kepada warga yang hadir di lokasi kerangka tengkorak itu. Warga pun mengambil insiatif untuk memberitahukan kepada polisi setelah memastikan itu adalah kerangka tengkorak manusia. Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan identifikasi kerangka tersebut. Di sekitar penemuan kerangka tersebut ditemukan adanya pakaian yang masih melekat, seperti bra berwarna abu-abu, kain stagen hitam, dan celana pendek hitam. Kepala Polresta Tanjungpinang, AKBP Suhendri melalui Kasat Reskrim AKP Suhardi Hery Haryanto ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat yang sudah menjadi tengkorak tersebut. Dugaan sementara, kerangka tengkorak yang ditemukan itu berjenis kelamin wanita, dan diperkirakan sudah 1 tahun terkubur di tempat itu. Suhardi belum mengetahui secara pasti lengkap tidaknya kerangka tengkorak tersebut. Dia hanya menyampaikan, polisi akan membawa rangka berserta tengkorak manusia itu ke rumah sakit untuk di-otopsi. Sumber : Source: kompas regional Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Temukan Tengkorak Manusia, Dawam Lari Ketakutan. |
Posted: 17 Dec 2011 06:02 PM PST Serambi Indonesia Anak punk menggunakan baju koko seusai melaksanakan Shalan Jumat di masjid Kompleks SPN Seulawah, Aceh Besar, Jumat (16/12/2011). BANDA ACEH, KOMPAS.com – Ada suasana berbeda di Masjid Kompleks Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, pada pelaksanaan shalat Jumat (16/12/2011) lalu. Kecuali dipadati jamaah tetap yang umumnya anggota Polri dan staf SPN, terlihat puluhan remaja berbaju koko seragam, warna putih dan kuning. Kehadiran mereka -karena dalam jumlah banyak dan semuanya berbaju koko- otomatis menjadi perhatian jamaah lainnya. Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah anak punk yang sedang dibina Pemko Banda Aceh bersama Polda Aceh di SPN Seulawah, sekitar 60 kilometer dari Banda Aceh. Mereka yang biasanya berpenampilan nyentrik, urakan dengan rambut gaya mohawk itu, kali ini semua mengenakan baju koko putih atau kuning. Menjadi bagian dari jamaah Jumat, mereka berbaur dengan puluhan personel polisi. Mendadak, kesan kumal dalam penampilan mereka pun sirna. Tak tampak lagi sepatu boot, jaket kulit, rantai, serta tindik di sejumlah bagian tubuhnya, seperti hari-hari biasa penampilan mereka. Dari mana datangnya sarung dan baju koko itu? “Kita yang bekali,” kata Kepala SPN Seulawah, AKBP Indra Gautama. Di antara 65 anak punk yang dijaring oleh tim gabungan Pemko Banda Aceh dibantu pihak kepolisian dan TNI, terdapat delapan orang pria yang nonmuslim. Selebihnya, termasuk enam wanita, merupakan muslim dan muslimah. Nah, ke-51 anak-anak punk itulah yang ikut shalat Jumat berjamaah dengan para personel polisi. Potongan rambut polisi yang dididik di SPN Seulawah maupun anak-anak punk itu sama, yakni plontos. “Bedanya hanyalah kalau personel polisi mengenakan pakaian bebas, sedangkan anak-anak punk itu pakai koko warna putih atau kuning,” kata Indra Gautama. Ia juga bercerita kepada Serambi tentang program pembinaan anak-anak punk itu. Pertama kali tiba di SPN Seulawah, mereka diminta mengenal disiplin diri dengan cara berbaur bersama puluhan polisi serta puluhan bintara secapa yang lulus Sekolah Alih Golongan (SAG) dalam apel yang dilaksanakan Sabtu (10/12/2011) sore. Selanjutnya, rambut mereka dirapikan. Pakaian kumal yang biasa mereka gunakan juga diminta untuk dibuka. “Barulah mereka kami minta untuk mandi sebelum mengenakan pakaian bersih yang telah dipersiapkan. Begitu masuk waktu Magrib, mereka kami minta melaksanakan shalat berjamaah. Tentu saja delapan orang remaja nonmuslim itu tidak ikut shalat,” terang Indra. Malamnya, acara penggemblengan dilanjutkan dengan makan bersama. Tahap berikutnya baru diawali dengan pemberian materi agama, mengenal kebersihan diri, serta bagaimana mewujudkan diri menjadi pribadi yang baik. “Kami ingin mereka kembali ke kehidupan normal. Jadi, kami minta semua masyarakat, termasuk orang tua anak-anak punk itu, memakluminya. Mereka kami didik di SPN juga sama sekali tidak ada kekerasan. Malah setiap harinya, mereka diajak berlatih olahraga, outbond, dan penempahan diri mereka dengan materi-materi agama dan banyak hal positif lainnya,” tegas Indra Gautama. Sumber : Serambi Indonesia Source: kompas regional Berita Lain:
|
Barca tidak Akan Belanja Pemain pada Januari Posted: 17 Dec 2011 05:59 PM PST Minggu, 18 Desember 2011 08:26 WIB
Foto : AP/Miguel Ruiz/vg BARCELONA: Wakil Presiden Barcelona mengatakan, klubnya tidak memiliki rencana berbelanja pemain pada bursa transfer Januari untuk mencari pengganti David Villa, atau Ibrahim Affelay yang harus absen untuk jangka panjang. Barca justru akan mempromosikan pemain-pemain mudanya ke dalam tim senior. Penyerang internasional Spanyol, Villa, sedang dililit cedera patah tulang tibia pada kaki kirinya, saat ia memperkuat Barcelona pada pertandingan semifinal Piala Dunia Klub, Kamis lalu, di Jepang. Villa akan absen selama lima bulan. Sementara itu, gelandang Belanda, Affelay, telah menjalani operasi lutut pada Oktober, dan diperkirakan dapat kembali “Kami telah mendiskusikan hal ini dengan (direktur olahraga Andoni) Zubizareta serta staf pelatih, dan (pintu masuk) skuad telah ditutup,” kata Wakil Presiden Barca, Josep Bartomeu kepada radio Spanyol. “Meskipun Villa dan Affelay cedera, kami memiliki filosofi olahraga yang mengatakan pada kami, untuk menjatuhkan pilihan pada tim muda,” imbuhnya. “Pemain-pemain dari akademi, ketika mereka bermain, telah memberi hasil yang benar-benar hebat.” Villa telah sampai di Barcelona pada Jumat lalu, dan sedang menjalani beberapa tes untuk menentukan kapan ia dapat dioperasi. Mantan pemain Valencia ini telah menyatakan bahwa ia berharap dapat kembali bermain pada final Liga Champions Mei, jika Barca lolos ke laga final, dan untuk Timnas Spanyol pada kejuaraan Eropa yang akan dimulai pada Juni. (Rtr/Ol-3) Source: media indonesia Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Barca tidak Akan Belanja Pemain pada Januari. |
Problem Klasik Hyperunderbone Suzuki Satria F150 Posted: 17 Dec 2011 05:54 PM PST Kenali ragam masalah di Satria F 150 Suzuki Satria F 150 bukan cuma sporty dan kencang, tapi juga tangguh di segala medan. Meski terkenal tangguh, kadang muncul masalah klasik yang kerap dialami bebek Hyperunderbone ini. Seperti muncul gejala mbrebet saat akselarasi, mesin sulit hidup kalau habis kena air atau muncul suara berisik di mesin bagian atas. Jangan takut, karena semua ada solusinya. Semisal mbrebet di rpm rendah pas lagi macet dan mesin telat merespon bukan gas. Biasanya gejala disebabkan pengapian atau setingan di karburator. Kalau dari pengapian mungkin elektroda busi sudah lemah. Sedang dari karburator, bisa jadi ada kebocoran pada intake atau karet vakum. Kalau di karet vakum, bensin jadi telat masuk dan susah langsam selain timbul gejala mbrebet, ujar Maman Sugiman alias Boim, kepala Instruktur HMTC cabang Depok. Beda lagi kalau mesin susah hidup pas kehujanan atau pasca dicuci. Biasanya korslet antara kabel busi dengan massa di mesin atau rangka akibat terhubung air. Apalagi posisi mesin vertikal dan dekat roda depan, hingga memudahkan air masuk ke tutup busi. Biar gak korslet, cek lubang aliran pembuangan air di bawah sambungan knalpot agar tidak ada kotoran menyumbatnya,” lanjut Boim yang tugas di Jl. Raya Tole Inskandar No. 9A, Depok. Terakhir, jika suara berisik yang terdengar dari head dan blok sebelah kiri. Untuk urusan yang satu ini, nggak salah kalau disebabkan rantai keteng yang dimensinya mulur. Apalagi rantai mini itu mesti memutar 2 camshaft serta menahan saluran tenaga dari kruk-as. Masalah ini umumnya dari rantai keteng kendur. Tapi, kalau bukan dari rantai, coba cek kondisi tensionernya. Apakah masih bisa menegangkan rantai dalam kondisi normal. Sebab kalau sudah tidak normal dan rantai tidak segera ganti baru, posisi rantai akan tetap terus kendur, lanjut Boim yang bisa ditelpon di nomor (021) 87744499. (motorplus-online.com) Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi Tags : Problem Suzuki Satria F150, Hyperunderbone, Source: OtomotifNet Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - Problem Klasik Hyperunderbone Suzuki Satria F150. |
FIFA Ancam Beri Sanksi kepada Swiss Posted: 17 Dec 2011 05:37 PM PST Minggu, 18 Desember 2011 08:17 WIB
Foto : Reuters/Denis Balibouse/vg TOKYO: Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) mengancam akan menjatuhkan hukuman pada Asosiasi Sepak bola Swiss (ASF-SFV), jika mereka tidak menghukum FC Sion dalam waktu paling lambat 13 Januari. Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) mendukung keputusan UEFA yang menolak memasukkan kembali Sion ke Liga Europa, setelah klub tersebut melanggar peraturan perekrutan pemain. Sion sedang berada dalam tekanan ancaman embargo transfer karena mendatangkan kiper Mesir, Essam El Hadary, tetapi mereka tetap melanjutkan perburuan terhadap enam pemain pada musim panas. Sion kemudian mendatangkan lima dari enam pemain sepanjang play off Liga Europa melawan Glasgow Celtic pada awal tahun ini. Akibatnya, mereka dikeluarkan dari kompetisi tersebut. Setelah dikeluarkan dari Liga Europa, Sion kemudian mengajukan beberapa gugatan melalui pengadilan-pengadilan Swiss. Hal itu memicu kemarahan komite eksekutif FIFA. Pernyataan yang dirilis pada Sabtu (17/12) oleh FIFA mengatakan, jika Sion tetap tidak dihukum oleh ASF-SFV, maka asosiasi sepak bola Swiss tersebut akan dijatuhi sanksi. “Sebagai konsekuensinya, semua pertandingan di mana pemain-pemain yang relevan berpartisipasi, akan dibatalkan atau masing-masing akan dikurangi tiga poin.” “Jika batas waktu ini tidak dihormati, ASF-SFV akan secara otomatis dihukum sejak 14 Januari mendatang.” Source: media indonesia Berita Lain:
+ Arsip Berita Indonesia - FIFA Ancam Beri Sanksi kepada Swiss. |
You are subscribed to email updates from Arsip Berita Indonesia - Indonesian News Archives To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar