6.27.2011

Deteksi Kesehatan Lewat Kekerasan Ereksi


Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

104725 ilustrasi bercinta di air 300 225 Deteksi Kesehatan Lewat Kekerasan Ereksi

VIVAnews – Tingkat kekerasan ereksi atau Erection Hardness Score  pria bisa menjadi indikator gangguan kesehatan yang memengaruhi kebahagiaan rumah tangga. Ini terungkap dari hasil survei Ideal Sex In Asia 2011 yang dilakukan PT Pfizer Indonesia.

Dari survei terungkap bahwa kekerasan ereksi yang tidak optimal bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan kardiovaskular dan penyakit kronis lain seperti diabetes, penyakit hati, obesitas, darah tinggi dan stroke.

Sebanyak 62 persen pria yang terlibat dalam survei, tingkat kekerasan ereksi di grade 3 (EHS 3), lebih sering mengunjungi dokter diabandingkan mereka yang memiliki kekerasan ereksi di grade 4 (EHS 4). EHS 3 dianalogikan keras seperti sosis, sedangkan EHS 4 dianalogikan seperti mentimun.

Menurut Dr Heru H, M Repro, SpAnd dari Asosiasi Seksologi Indonesia, ketika seorang pria tidak bisa mencapai tingkat kekerasan optimal (EHS 4), sel-sel pembuluh darah yang ada dalam organ intim tidak sepenuhnya terisi darah. Ini yang kemudian dihubungkan diabetes, obesitas, dan kelainan pembuluh darah. Tingkat kekerasan ereksi sering pula dihubungkan masalah psikologis dan konsekuensi penuaan.

“Pria EHS 3 lebih cenderung sakit-sakitan. Sebenarnya, kekerasan ereksi adalah tanda peringatan adanya masalah kesehatan yang bila dibiarkan tanpa perawatan medis, dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari,” katanya saat ditemui di acara Peluncuran Survei Baru, Ideal Sex In Asia, di Plaza Semanggi.

Survei tersebut melibatkan 1.685 pria dan 1.624 wanita di 10 negara Asia, yang aktif melakukan hubungan seksual. Sebanyak 220 pria dan 200 wanita di antaranya adalah warga Indonesia. 

Berdasar survei itu, pria EHS 3 memiliki kecenderungan menjalani rawat inap sebanyak 3 kali lebih sering dibanding pria yang memiliki kekerasan ereksi optimal. Pria EHS 3 disarankan berkonsultasi dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya dan melakukan terapi farmakologis.

“Terapi ini sudah teruji secara klinis dapat mengoptimalkan fungsi seksual pria dan membantu pasutri mencapai pengalaman seksual ideal,” kata Dr Heru.

Selain menjadi indikator kesehatan pria, tingkat kekerasan ereksi juga dikaitkan kebahagiaan hidup pria. Hasil survei menyebutkan bahwa pria yang memiliki tingkat kekerasan EHS 4 merasa dua kali lebih puas hubungan rumah tangganya dibanding pria EHS 3.

Pria EHS 4 juga cenderung mengatakan ‘yakin’ atau ’sangat yakin’ melakukan hubungan seksual daripada pria EHS 3: 50% vs 27 %.

Wanita pasangan EHS 4 pun merasa sangat puas tingkat hasrat seksual, kinerja seksual pasangan mereka, serta memili kepercayaan diri atas perilaku seksual mereka sendiri dibanding wanita pasangan EHS 3.

Namun yang menjadi masalah, pria dan wanita, terutama di Indonesia merasa kurang nyaman mendiskusikan fungsi ereksi dokter mereka. Hampir setengah responden bahkan mengaku tidak nyaman masalah percakapan tersebut.

Sebanyak 45 persen pria dan 47 persen wanita mengaku bahwa mereka merasa tidak nyaman atau sangat tidak nyaman untuk mendiskusikan funfsi ereksi dokter. “Tidak perlu malu jika suami mengalami masalah ini, yang penting segera cari solusi yang benar untuk mengatasi masalah ini,” kata Dr Heru. (umi)

Source: vivanews

Berita Lain:

+ Arsip Berita Indonesia - Deteksi Kesehatan Lewat Kekerasan Ereksi.


kosmo.v 27 Jun, 2011


--
Source: http://arsipberita.com/show/deteksi-kesehatan-lewat-kekerasan-ereksi-255303.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Berita Unik Seputar Dunia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com