JAKARTA: Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang sangat rendah, yaitu di angka 2,8 dari total nilai IPK tertinggi 10 selama lima bulan terakhir, merupakan bukti kegagalan pemimpin dalam memberantas korupsi di Tanah Air.
Bahkan ini menjadi kritik pedas bagi Presiden SBY, karena pada awal pemerintahannya ia dengan lantang mengatakan akan memimpin langsung pemberantasan korupsi di Indonesia.
Demikian dikatakan oleh Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Wacth (ICW) Febri Diansyah dalam diskusi bertajuk Mencari Pimpinan KPK Berani Vs Upaya Kriminalisasi KPK, di Cikini, Jakarta, Minggu (19/6).
Menurut Febri, dengan angka IPK 2,8, Indonesia jelas masuk dalam kategori sangat parah. Angka empat saja untuk anak sekolah sudah dikategorikan tidak lulus. Apalagi angka 2,8. Itu sudah sangat rendah. Dan pemerintah tidak bisa menganggap ini main-main, ujarnya.
IPK yang rendah itu, katanya, disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, birokrasi pemerintahan yang masih sangat korup, lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan yang mandul memberantas korupsi, dan bahkan dicurigai menjadi pelaku, ditambah kegagalan pemerintah merawat Komisi Pemberantasan Korupsi.
Khusus untuk birokrasi pemerintahan ini belum sungguh-sungguh bersih, dan memang ini yang banyak disorot, termasuk juga kepolisian dan kejaksaan. Lebih lagi soal keengganan pemerintah untuk merawat KPK, bahkan cenderung melemahkan KPK. Kasus Antasari dan Bibit Chanda bisa jadi contoh untuk ini, jelas Febri. (OL-8)
Source: media indonesia
Berita Lain:- KPK Harus Jadi Ayam Petarung, bukan Ayam Sayur
- Sudan Selatan Akan Buka Kedutaan di 21 Negara
- Pemerintah Tetap Usahakan Pemulangan Jenazah Ruyati
- Menakertrans Instruksikan BNP2TKI Penuhi Hak Ruyati
- 23 TKITerancam Hukuman Pancung
+ Arsip Berita Indonesia - IPK Korupsi Rendah, Bukti Kegagalan Pemimpin.
--
Source: http://arsipberita.com/show/ipk-korupsi-rendah-bukti-kegagalan-pemimpin-249901.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar