“Jika melihat pada ciri-cirinya, kedua kasus ini diperkirakan atresia billier atau gangguan fungsi pada hati. Namun begitupun hasil laoratorium akan lebih memastikannya nanti,” kata Supriyantono.
Ia mengatakan, penyakit itu termasuk jarang ditemukan karena kasusnya 1:10.000/ 1:15.000 angka kelahiran di Indonesia. Untuk mendeteksi penyakit itu juga sangat sulit dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kedatangannya beserta tim medis dari RSCM tujuan utamanya adalah untuk melihat langsung kondisi dan sejauh mana tindakan yang sudah dilakukan pihak RSUP Adam Malik kepada kedua pasien tersebut.
“RSCM sebagai salah satu center yang sudah melakukan operasi ini sebanyak 4 kasus tujuh bulan lalu. Yakni anak-anak usia sekitar 6 tahun dan orang dewasa usia sekitar 40 tahun. Sejak pengoperasian tersebut, keduanya dapat bertahan hingga saat ini,” katanya.
Untuk biaya atresia billier tersebut, katanya, sangat mahal yang mencapai sekitar Rp600-800 juta. Sedangkan di Singapura, pembiayaannya mencapai Rp1-2 milliar dan kalau di Jepang dapat lebih mahal lagi.
Menurut dia, lebih murahnya operasi di Indonesia karena tim medis tidak memungut biaya dari pengoperasian pasien, kecuali untuk obat-obatan.
“Pada dasarnya, upaya yang dilakukan yakni semaksimal mungkin dan kita berharap ada donatur dan pemerintah. Kita yakin, dengan ekspos dari media masyarakat akan peduli dan dapat membantu,” katanya.
Sementara tim medis dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) DR dr Hanifah Oswari Sp.A (K) mengatakan, kedua kasus tersebut belum dapat dipastikan atresiani billier.
Penyakit itu bisa terjadi sejak dalam kandungan atau setelah 2 minggu lebih sejak kelahiran dikarenakan saluran terlalu kecil dan untuk itu perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Yang terpenting, bagi ibu-ibu kalau anak terlihat kuning selama 2 minggu, jangan hanya mengandalkan dari menjemur anak. Namun, periksalah ke dokter untuk memastikan kesehatannya lebih lanjut,” katanya.
Mengenai penyebab terjadinya atresiani billier, menurut dia, belum diketahui secara pasti. Bahkan dokter di seluruh dunia saat ini sedang mencari tahu apa yang menjadi penyebab utama penyakit itu.
“Secara klinis, jika anak-anak mengalami penyakit ini, kotorannya akan mengalami perubahan yakni bewarna putih seperti dempul,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih melalui Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes memberikan bantuan sejumlah uang kepada kedua orangtua pasien atresia billier sebagai rasa simpati dengan kondisi anaknya. (JRD/KWR/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011
Source: AntaraNews.com – Peristiwa
Berita Lain:- Irak Tangkap Anggota Al-qaida Setelah Pemerkosaan Anak
- Penyelesaian UU BPJS Dipatok Tuntas Bulan Ini
- Warga Bengkunat Lampung Barat Terancam Gajah Liar
- Lokasi “Water Boom” Dalam Kajian PU Kapuas
- Terdakwa Cikeusik Dituntut Lima Sampai Tujuh Bulan
+ Arsip Berita Indonesia - Pasien Atresia Billier Dapat Perhatian Kemenkes.
--
Source: http://arsipberita.com/show/pasien-atresia-billier-dapat-perhatian-kemenkes-262995.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar