PARIS, KOMPAS.com – Gerakan pemberontak Libya menempatkan duta besar di Paris dan London, Kamis (28/7/2011) waktu setempat, untuk meresmikan hubungan dengan sekutu utama mereka itu dalam perang menggulingkan pemerintah Moammar Khaddafy dari kekuasaan di Tripoli.
Wakil Dewan Transisi Nasional (NTC) di Paris, Mansur Saif Al-Nasr (63), mengatakan kepada AFP, ia telah menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Kementerian Luar Negeri Prancis dan menunggu kunci kedutaan itu, yang dikosongkan oleh orang-orang Khaddafy pada Mei.
Nasr mengatakan, ia adalah mantan anggota liga hak asasi manusia Libya dan gerakan oposisi di pengasingan. Ia meninggakan Libya pada 1969 dan tinggal di luar negeri, termasuk 20 tahun di AS.
Koordinator NTC di Inggris, Guma Al-Gamaty, mengatakan, kelompok pemberontak Libya itu juga telah menunjuk Mahmud Nacua, seorang penulis dan intelektual berusia 74 tahun, sebagai duta besar mereka untuk London.
Inggris telah mengusir seluruh staf Khaddafy dari kedutaan mereka di London dan mengikuti Prancis mengakui NTC sebagai satu-satunya otoritas kekuasaan di Libya.
Pengakuan resmi Inggris itu disampaikan Rabu oleh Menteri Luar Negeri William Hague, yang meminta NTC mengambil alih kedutaan Libya dan menunjuk seorang utusan resmi.
Inggris juga akan membebaskan aset minyak Libya senilai 149 juta dollar AS yang dibekukan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, agar pemberontak NTC bisa memanfaatkannya.
Deputi Menteri Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaaim mengatakan, langkah Inggris itu "tidak bertanggung jawab, ilegal dan melanggar hukum Inggris serta internasional" dan mengatakan, Libya akan menuntut mereka ke pengadilan.
Sejumlah negara yang telah mengakui NTC sebagai perwakilan sah rakyat Libya adalah Turki, Uni Emirat Arab (UAE), Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Gambia, Italia, Yordania, Malta, Qatar, Senegal, Spanyol dan AS.
Dewan itu, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Muammar Khaddafy. Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Khaddafy dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan. Libya kini digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret. Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya.
Source: kompas internasional
Berita Lain:- Pemberontak Libya Tembatkan Dubes di London
- Puluhan Orang Tewas Dalam Pertempuran di Kamp Militer Yaman
- Pemberontak Libya Tempatkan Duta Besar di Paris, London
- Rakyat Palestina Dukung Upaya Diplomatik di PBB
- Polisi Norwegia Berencana Kembali Wawancarai Behring Breivik
+ Arsip Berita Indonesia - Pemberontak Libya Tempatkan Dubes di London.
--
Source: http://arsipberita.com/show/pemberontak-libya-tempatkan-dubes-di-london-278087.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar