JAKARTA, KOMPAS.com – Calo tiket kereta api (KA) diakui PT Kereta Api Indonesia (KAI) sulit diberantas tuntas, sepanjang masyarakat masih memberi perhatian pada tawaran jasa mereka. Meski pengawasan oleh pihak PT KAI diperketat, para calo tetap bisa menemukan jalan untuk menawarkan layanan khusus.
"Mereka sulit diberantas, selama calon penumpang masih terus mencari tiket melalui mereka," kata Mateta Rijalulhaq, Manajer Humas PT KAI kepada Kompas.com di kantornya, Jakarta, Jumat ( 15/7/2011 ).
Situasi ini tak terhindarkan terutama pada saat-saat liburan. Para calon penumpang yang datang pada hari-H sering kesulitan karena tiket telah berada di tangan para calo. Sementara tiket yang dijual di loket stasiun, selain jumlahnya terbatas, antriannya panjang. Jalan pintas yang ditempuh adalah dengan membeli tiket dari calo walaupun perbedaan harganya cukup besar.
Cara terbaik menghindari tawaran calo adalah merencanakan liburan jauh lebih awal. Dengan demikian, calon pengguna jasa perkeretaapian bisa memesan tiket tanpa terburu-buru waktu yang mepet.
"Apalagi supply terbatas, sedangkan demand (permintaan) besar. Kereta dan daya tampungnya memang terbatas. Sementara itu, misalnya saat liburan Lebaran nanti, peminat kereta api sangat banyak," jelas Mateta. Tiket pasti tersedia jika waktu pemesanan juga lebih awal.
Saran kedua yang disampaikannya adalah tidak memaksakan diri menumpang KA jika tiket tidak tersedia. "Carilah alternatif transportasi yang lain. Jangan memaksakan harus naik kereta," kata Mateta. Karena kebanyakan penumpang tetap memaksakan diri menumpang KA walaupun stok tiket di tempat-tempat penjualan resmi telah ludes, mereka akhirnya membeli tiket dari tangan calon.
Hal ini diakuinya sebagai pilihan sulit, karena KA masih menjadi pilihan utama transportasi sebagian besar masyarakat saat liburan karena murahnya biaya perjalanan.
Untuk mempermudah pemesanan tiket, PT KAI sebenarnya sudah memfasilitasi dengan membuka lebih banyak lokasi dan cara penjualan. Tiket bisa direservasi melalui Call Center 121, bisa dibeli secara online dan melalui ATM Bank Mandiri, BRI, dan BII. Tiket juga dijual tidak hanya di loket-loket stasiun tapi juga di Kantor Pos, minimarket, dan agen-agen penjualan.
Waktu penjualan juga dipercepat. Untuk Lebaran tahun ini, misalnya, tiket sudah bisa dipesan 40 hari sebelum hari keberangkatan.
Ia mengharapkan pembukaan reservasi lebih awal ini akan lebih bermanfaat bagi para calon penumpang. "Jangan malah para calo yang memesan duluan," kata Mateta.
Keterlibatan masyarakat dalam menghentikan para calo, juga dikemukakan Kepala Stasiun KA Pasar Senen, Yuskal Setiawan. "Kalau masyarakat kompak mengehentikan pembelian tiket melalui calo, mereka akan rugi, dan akhirnya mati sendiri," katanya.
Yuskal menjelaskan, para calo membeli tiket melalui jalur-jalur resmi dengan harga resmi. Tiket-tiket yang diperoleh, kemudian dijual lagi dengan harga yang jauh lebih tinggi. Investasi mereka akan gagal alias merugi, seandainya masyarakat menghindari tawaran jasa mereka. Jika kerugian berlangsung terus, mereka akan menghentikan usaha tersebut.
Source: kompas megapolitan
Berita Lain:- Nama Faisal Basri Muncul Lagi
- Anggota DPR Minta Dirjen Lapas Dipecat
- Arsyad Sebut Dirinya Negarawan
- Bekasi Square Siap
- Bayi Miskin Ini Lahir Tanpa Tempurung
+ Arsip Berita Indonesia - Tiket Mereka Dibeli, Sulit Diberantas.
--
Source: http://arsipberita.com/show/tiket-mereka-dibeli-sulit-diberantas-268673.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar