7.12.2011

Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam


Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Sarawak Headhunter Ride 2011 16 460x306 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam

SIBU (dp) — Rombongan Sarawak Headhunter Ride 2011, Senin (11/7), memulai perjalanan menuju timur Serawak, Malaysia dari kota Kuching dan berhasil tiba di Kota Sibu. Perjalanan sejauh 420 kilometer ini ditempuh selama kurang dari 9 jam dan diikuti 20 sepeda motor dengan kapasitas mesin di atas 600cc.

Dapurpacu.com, salah satu dari peserta Headhunter 2011, secara penuh menunggang Kawasaki KLR 650. Dalam rombongan juga tampak dedengkot touring asal Malaysia sekaligus pemimpin redaksi majalah WTR (World Tour Rider) Hisham Isa, lengkap dengan KTM 990 Adventure.

Selain itu, hadir pula pasangan suami-istri penjelalah dunia asal Inggris Simon dan Lisa Thomas yang sedang menjajakkan kaki di Malaysia, serta media dari Rusia, Italia, dan India.

Dilepas Pemangku Ketua Pengarah Kementerian Pelancongan Malaysia Azizan Noordin, rombongan memulai touring dari Merdeka Palace, Kuching pukul 09:00 waktu setempat. Azizah bahkan ikut mendamping rombongan hingga tujuan, meskipun menggunakan roda empat.

“Perjalanan ini, dengan mengajak sejumlah media, kami harapkan bisa memperkenalkan lebih jauh keunggulan obyek wisaya Serawak, Malaysia,” kata Azizan.

Sebagian besar biker Headhunter 2011 turun dengan sepeda motor model touring. Model ini, dikatakan Sham, memiliki banyak keuntungan karena rata-rata berdaya tahan tinggi dan tidak melelahkan.

“Motor-motor touring cocok dengan lintasan yang akan kita lalui di Sarawak. Jalan lurus yang panjang dan beberapa kelokan akan kita temui. Pakai superbike juga mengasikkan, tapi akan cukup melelahkan,” ujarnya.

Melesat di Kecepatan Tinggi

Setelah tiga hari mencoba KTM 950 Super Enduro, kini gliran saya mencicipi Kawasaki KLR 650 Dual-Purpose. Motor lansiran 2008 ini saya harapkan bisa meringankan perjalanan panjang hari ini.

Dengan setang lebar dan posisi duduk tak setinggi KTM 950, saya merasakan kenyamanan. Ayunan suspensi juga sangat lembut. Meski kekuatan rem tidak sebaik KTM, namun bagi saya daya henti yang dihasilkan Kawasaki sudah cukup mumpuni. Apalagi saya juga tidak akan melesatkan Kawasaki hingga kecepatan di mana saya akan sulit mengendalikannya.

Waktu belum 30 menit berlalu sejak start. Namun lalu lintas terasa sudah mengendur. Tak terasa rombongan telah berada di luar wilayah Kuching. Kami kemudian berhenti mengisi bahan bakar di dekat di pasar tradisional Bandar Serian.

Daerah itu, kata polisi setempat, hanya 30 kilometer dari perbatasan Malaysia dengan Kalimantan Barat. “Bagaimana kalau kita mampir? Mau?,” seloroh Aki Anis, biker senior Malaysia yang saya tahu hanyalah becanda belaka. “Next time kita coba ke sana,” lanjut penunggang BMW GS 1200 itu.

Sekitar 1 jam kami menghabiskan waktu di Bandar Serian. Jeda ini sengaja disodorkan guna memberi kesempatan kepada rombongan yang ingin melihat dari dekat pasar tradisional di Sarawak.

Bagi teman-teman dari Eropa dan India, pasar itu tentu saja unik. Namun bagi saya tidak ada yang berbeda dengan pasar-pasar di Indonesia. Karena itu, waktu luang ini saya manfaatkan untuk menghimpun stamina. Maklum, semalam saya hanya sempat tertidur 3 jam.

Usai menikmati pasar, rombongan kembali bergerak. Tujuannya adalah kota Sri Aman, sekitar 193 dari kota Kuching. Namun beban motor saya bertambah karena harus membonceng seorang teman fotografer.

Kendati bobot bertambah, namun saya malah diutungkan. Setidaknya, bobot kami di atas motor telah meningkatkan traksi roda. Dengan begitu, saya tak perlu lagi khawatir melayang seperti yang sebelumnya terasa manakala membesut Kawasaki pada kecepatan 150 km/jam.

Benar. Dengan bobot tambahan Kawasaki terasa lebih mantap menapak. Kecepatan 130-140 km/jam pun berani saya raih, kendati pada sebuah tikungan panjang. Memburu motor terdepan dari posisi paling belakang bahkan berulang kali saya lakukan demi memenuhi permintaan fotografer.

Jalan menuju Sri Aman memang sangat menantang bagi bikers. Permukaan aspal mulus manjadi jaminan ban akan selalu menapak. Lintasan lurus dengan ujung yang tampak bagaikan titik banyak ditemui. Dan bila mendapatkan suguhan ini para biker berlomba melesat bagaikan anak panah.

Rute menanjak-menurun, serta tikungan-tikungan juga memberi warna tersendiri. Rute Kuching-Sri Air menjadi sangat berkesan karena di sepanjang sisi jalan kita bisa merasakan perubahan dari hutan, rawa, atau padang ilalang. Tak ada truk tau bus yang berhenti sembarangan di sisi jalan. Hal ini membuat lari dengan motor menjadi sangat aman.

Jamuan di Sri Aman

Sambutan tuan rumah ketika kami ingin menuju kota Sri Aman begitu ramah. Jauh sebelum gerbang kota, serombongan bikers dengan motor Victory menyambut kami. Mereka kemudian menuntun kami memasuki kota hingga diterima pejabat kota setempat di Taman Panorama Benak.

Di tempat ini kami dijelaskan tentang berbagai hal dari daerah berpenduduk tak lebih dari 90 ribu jiwa ini. Salah satu yang menarik adalah tentang Sungai Bantang Lupar.

Di sungai ini setiap Juni atau Juli di bulan purnama selalu memunculkan gelombang yang tingginya bisa mencapai hampir 3 meter. Karena itu, ketika musim ini berlangsung turis dan penduduk lokal selalu menjadikannya sebagai arena oleh raga papan seluncur air.

“Gelombang yang muncul mirip seperti sebuah tsunami kecil. Setiap tahun kami membuat acara untuk fenomena yang sangat unik ini,” kata petugas Taman Panorama Benak.

Sayangnya, saat saya melihat sungai tersebut kondisinya sedang tenang. Hanya perahu-perahu motor penduduk yang tampak menyusuri sungai itu. Hari itu pun matahari sangat terik dan membuat mata tak nyaman menatapnya.

Melawan Rasa Kantuk

“Sebenarnya bukan masalah kurang tidur, tapi karena makan terlalu penuh,” kata Rushidan, biker Malaysia yang menjadi panitia. Dia mengaku kantuk seperti yang sedang mendera saya siang itu.

Tapi seberapapun beratnya mata ini, perjalanan harus berlanjut karena masih tersisa sekitar 250 kilometer di depan sebelum tiba di Sibu. Saya putuskan diri untuk menenggak minuman gingseng, sambil berharap energi kembali tergugah.

Rombongan kemudian bergerak usai mengisi bahan bakar kedua. Saya sendiri tertinggal karena harus berurusan dengan kasir toko penjual minuman.

Tanpa banyak pikir, Kawasaki langsung saya gas penuh. Selain ingin mengejar ketertinggalan, kecepatan tinggi diperlukan agar saya tak terlena dengan kantuk. Namun ketika membejak performa, teman fotografer telah berpindah kendaraan. Saya pun kembali sendiri di atas Kawasaki dan merasakan ban belakang seperti melayang.

Tak berselang lama saya sudah kembali dalam rombongan. Namun karena harus berlari pada kecepatan rata-rata 100 km/jam rasa kantuk kembali menyergap. “Ups ini sudah tidak bisa ditolerir,” batin saya berkata.

Pedal gas kembali saya putar penuh. Saya tinggalkan rombongan melesat ke depan, terus ke depan hingga menjauh dari pimpinan rombongan. Saya lihat dari kaca spion, ternyata aksi saya ada yang menamani: sang biker dari India.

Kami pun melesat seolah jalur menuju Sibu adalah Sirkuit Sepang. Lintasan lurus dan tikungan kami lahap bagaikan pebalap bersertivikat Silverstone. Saya mencatat kecepatan rata-rata pada saat itu 130-140 km/jam.

Cukup lama kami berlari pada kecepatan itu, kendati kemudi Kawasaki mulai tak bersahabat di kala itu. Saya membatin, mana ada jalan di Indonesia di mana sebuah kecepatan 130 km/jam bisa konsisten dicapai sepeda motor selama 15 menit?

Itulah yang saya katakan di atas bahwa jalur luar kota di Sarawak bisa membuat biker pecinta kecepatan bernafsu melalapnya. Setidaknya hal itu telah ditunjukkan Sham. Dengan KTM 990 saya lihat dia melesat bagaikan peluru. Saya kira, saat itu dia menembus kecepatan 180 km/jam atau bahkan lebih. Edan!

Pada pukul 17:45 waktu setempat rombongan terdepan tiba di Sibu, sebuah kota kecil di timur Serawak. Angka di tachometer Kawasaki pun genap berbilang 240 km sejak saya menghitungnya dari start di Kuching.

Sebuah perjalanan melelahkan tapi menyenangkan. Entah kapan lagi saya akan mengulang perjalanan di rute ini dengan orang-orang yang sangat bersahabat. Perbedaan negara ternyata tak membuat kami terasa terpisah. Jiwa brotherhood membuat kami bagaikan saudara lama yang kini bertemu kembali.

Esok kami masih harus berjalan menempuh rute menuju Distrik Miri di pantai utara Sarawak yang diperkirakan sejauh lebih dari 400 kilometer. Saya belum tahu bagaimana kondisi lintasan. Sejauh ini beberapa teman peserta juga mengaku belum pernah melalui jalur tersebut. Semoga masih tetap bersahabat dan berpanorama indah seperti perjalanan eatape pertama, Senin kemarin. [dp/GRG]

Laporan Wisnu Guntoro Adi, Langsung dari Sarawak, MalaysiaHelm dan Jaket Dapurpacu.com by Motoritz, Jakarta

// Sarawak Headhunter Ride 2011 16 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 15 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 14 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 13 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam

Sarawak Headhunter Ride 2011 12 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 11 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 10 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 09 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam

Sarawak Headhunter Ride 2011 08 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 07 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 06 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 05 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam

Sarawak Headhunter Ride 2011 04 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 03 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 02 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 JamSarawak Headhunter Ride 2011 01 Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam

Source: DapurPacu online

Berita Lain:

+ Arsip Berita Indonesia - Sarawak Headhunter Ride 2011: 420 Km, 9 Jam.


cherrio 12 Jul, 2011


--
Source: http://arsipberita.com/show/sarawak-headhunter-ride-2011-420-km-9-jam-265210.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Berita Unik Seputar Dunia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com